Tidak bisa dipungkiri bahwa sosok Dokter Hewan di Indonesia sangat diperlukan. Profesi yang mengurusi kesehatan manusia melalui kesehatan hewan ini memiliki tugas dan kewajiban yang vital untuk negara kita. Bisa dibayangkan jika penyakit yang berasal dari hewan merebah menjangkiti orang-orang (Zoonosis) atau sebaliknya tanpa adanya usaha pencegahan dan pengobatan. Jumlah dokter hewan di Indonesia terbilang masih sangat jarang sekali ditemukan, terbukti dengan sedikitnya ditemui lulusan dokter hewan yang mengurusi kesehatan hewan di dinas pertanian di Indonesia.
Lahan kerja yang dapat dimasuki oleh seorang lulusan dokter hewan cukup beragam dan bukan hanya mengurusi hewan secara langsung. Paradigma masyarakat Indonesia yang terkadang menganggap bahwa dokter hewan "hanya" mengurusi hewan di kandang salah besar. Memang tugas utama kita adalah menyelamatkan hewan, tetapi menyelamatkan hewan bukan semata-mata harus berhadapan langsung dengan hewan. Dokter hewan dapat bekerja di bidang pengawasan produk makanan yang berasal dari hewan seperti daging, telur dan susu ataupun bekerja di bidang birokrasi yang menyuarakan pentingnya kesehatan dan kesejahteraan hewan.
Mengingat negara kita mengimpor daging sapi sebanyak 30 % dari total kebutuhan negara kita, profesi dokter hewan sangat dibutuhkan sekali di lapangan. Diharapkan banyak dokter-dokter hewan muda yang mampu menciptakan peternakan-peternakan yang mampu memproduksi daging dan susu berkualitas tinggi sehingga kelak negara kita mampu berswasembada daging dan susu.
Banyaknya cakupan kerja dokter hewan terkadang menjadi hal yang sulit. Banyak tawaran dari berbagai macam perusahaan yang bergerak dalam industri makanan, pakan ternak, obat-obatan yang menawarkan posisi dan gaji yang cukup menggiurkan. Namun semua itu terkadang membuat dokter hewan terlena, karena pada dasarnya masih banyak hal-hal besar yang dapat dilakukan untuk membantu swasembada daging dan susu negara kita. Kembali lagi ke masalah awal , jumlah dokter hewan yang sedikit terkadang menjadi kendala untuk mewujudkan mimpi tersebut.
Trend yang semakin lama berkembang di negara kita adalah memelihara hewan (pet) seperti kucing, anjing, iguana, ular dan lain-lain. Hal ini tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi dokter hewan yang membuka praktek klinik di kota-kota besar. Warga kota-kota besar seperti Jakarta saat ini banyak memiliki hewan peliharaan. Dari apa yang saya lihat, pemilik hewan bahkan telah menganggap bahwa hewan peliharaannya tersebut sudah menjadi bagian dari keluarga. Sehingga untuk kesehatan dan kenyamanan, mereka tidak ragu-ragu untuk merogoh kantong agar hewan peliharaannya sehat.
Bagi anda pembaca yang belum pernah mengunjungi praktek klinik dokter hewan atau rumah sakit hewan, anda pasti terkejut. Semakin berkembangnya teknologi dibidang kesehatan tidak hanya pada rumah sakit umum semata. Beberapa klinik dokter hewan dan rumah sakit hewan di Indonesia telah memiliki peralatan-peralatan untuk mendukung diagnosa seperti USG, Radiografi, CT-Scan, MRI dan lain-lain. Ada pengobatan alternatif juga yang dapat diberikan bagi hewan-hewan kesayangan anda seperti akupuntur, barbagai macam terapi, massage dan lain-lain.
Tidak mudah juga untuk mendapatkan gelar dokter hewan, anda harus rela 1,5 tahun lebih lama setelah lulus sarjana. Bisa dibayangkan perbedaan yang dapat anda bedakan dengan kedokteran umum yang hanya mempelajari anatomi manusia saja. Kedokteran hewan harus mempelajari semua anatomi tubuh hewan yang semuanya memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Seperti halnya perbedaan kuda dengan harimau, keduanya sama-sama hewan tapi memiliki teknik dan pengobatan khusus jika hewan tersebut sakit. Sehingga perlu kesabaran dan usaha untuk memperoleh gelar dokter hewan dan menjadi dokter hewan yang mampu bertugas di segala bidang dan kondisi.
Setelah mendapatkan gelar dokter hewan, anda mau kemana?. Kira-kira begitu pertanyaan yang perlu anda jawab. Apakah anda akan mencari pekerjaan di kota besar dan menetap di kota besar atau kembali ke daerah asal anda untuk membuka lapangan kerja sendiri. Butuh komitmen dan keteguhan hati, jika anda bekerja di kota besar adalah sebuah tantangan tersendiri namun tujuannya sama yaitu untuk meningkatkan kesehatan manusia melalui kesehatan hewan. Adalah sebuah tantangan yang lebih besar lagi jika anda berniat kembali ke daerah asal anda untuk mengembangkan sektor peternakan. Butuh pengorbanan, keteguhan hati, mental baja untuk mewujudkan mimpi swasembada daging dan susu di negara kita. Dari pengalaman seorang dokter hewan yang telah berhasil mengembangkan sektor peternakan di daerahnya, banyak warga setempat yang mengatakan " buat apa berlama-lama sekolah jauh-jauh ke kota kalau ujung-ujung kembali ke desa dan beternak". Namun dengan tekat dan usaha tanpa pantang mundur, beliau mampu membangkitkan perekonomian warga daerahnya dengan ilmu dan tekad yang dimilikinya.
Bagi saya, apakah menjadi dokter hewan bergelimang harta atau bergelimang pahala? jawabannya adalah bergelimang harta iya, bergelimang pahala juga iya. Karena buat apa sekolah lama-lama kalau tidak bisa menjadi orang yang berhasil dan mampu membantu orang lain disekitarnya.
Semoga dengan tulisan saya di atas, para pembaca yang masih bingung kelak akan menjadi apa dapat membantu memantapkan pilihan saudara untuk menjadi dokter hewan.
VIVA VETERINER!!!!