Monday, October 28, 2013

Dokter hewan bergelimang harta atau bergelimang pahala?

Tidak bisa dipungkiri bahwa sosok Dokter Hewan di Indonesia sangat diperlukan. Profesi yang mengurusi kesehatan manusia melalui kesehatan hewan ini memiliki tugas dan kewajiban yang vital untuk negara kita. Bisa dibayangkan jika penyakit yang berasal dari hewan merebah menjangkiti orang-orang (Zoonosis) atau sebaliknya tanpa adanya usaha pencegahan dan pengobatan. Jumlah dokter hewan di Indonesia terbilang masih sangat jarang sekali ditemukan, terbukti dengan sedikitnya ditemui lulusan dokter hewan yang mengurusi kesehatan hewan di dinas pertanian di Indonesia. 

Lahan kerja yang dapat dimasuki oleh seorang lulusan dokter hewan cukup beragam dan bukan hanya mengurusi hewan secara langsung. Paradigma masyarakat Indonesia yang terkadang menganggap bahwa dokter hewan "hanya" mengurusi hewan di kandang salah besar. Memang tugas utama kita adalah menyelamatkan hewan, tetapi menyelamatkan hewan bukan semata-mata harus berhadapan langsung dengan hewan. Dokter hewan dapat bekerja di bidang pengawasan produk makanan yang berasal dari hewan seperti daging, telur dan susu ataupun bekerja di bidang birokrasi yang menyuarakan pentingnya kesehatan dan kesejahteraan hewan.

Mengingat negara kita mengimpor daging sapi sebanyak 30 % dari total kebutuhan negara kita, profesi dokter hewan sangat dibutuhkan sekali di lapangan. Diharapkan banyak dokter-dokter hewan muda yang mampu menciptakan peternakan-peternakan yang mampu memproduksi daging dan susu berkualitas tinggi sehingga kelak negara kita mampu berswasembada daging dan susu. 

Banyaknya cakupan kerja dokter hewan terkadang menjadi hal yang sulit. Banyak tawaran dari berbagai macam perusahaan yang bergerak dalam industri makanan, pakan ternak, obat-obatan yang menawarkan posisi dan gaji yang cukup menggiurkan. Namun semua itu terkadang membuat dokter hewan terlena, karena pada dasarnya masih banyak hal-hal besar yang dapat dilakukan untuk membantu swasembada daging dan susu negara kita. Kembali lagi ke masalah awal , jumlah dokter hewan yang sedikit terkadang menjadi kendala untuk mewujudkan mimpi tersebut.

Trend yang semakin lama berkembang di negara kita adalah memelihara hewan (pet) seperti kucing, anjing, iguana, ular dan lain-lain. Hal ini tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi dokter hewan yang membuka praktek klinik di kota-kota besar. Warga kota-kota besar seperti Jakarta saat ini banyak memiliki hewan peliharaan. Dari apa yang saya lihat, pemilik hewan bahkan telah menganggap bahwa hewan peliharaannya tersebut sudah menjadi bagian dari keluarga. Sehingga untuk kesehatan dan kenyamanan, mereka tidak ragu-ragu untuk merogoh kantong agar hewan peliharaannya sehat.

Bagi anda pembaca yang belum pernah mengunjungi praktek klinik dokter hewan atau rumah sakit hewan, anda pasti terkejut. Semakin berkembangnya teknologi dibidang kesehatan tidak hanya pada rumah sakit umum semata. Beberapa klinik dokter hewan dan rumah sakit hewan di Indonesia telah memiliki peralatan-peralatan untuk mendukung diagnosa seperti USG, Radiografi, CT-Scan, MRI dan lain-lain. Ada pengobatan alternatif juga yang dapat diberikan bagi hewan-hewan kesayangan anda seperti akupuntur, barbagai macam terapi, massage dan lain-lain. 

Tidak mudah juga untuk mendapatkan gelar dokter hewan, anda harus rela 1,5 tahun lebih lama setelah lulus sarjana. Bisa dibayangkan perbedaan yang dapat anda bedakan dengan kedokteran umum yang hanya mempelajari anatomi manusia saja. Kedokteran hewan harus mempelajari semua anatomi tubuh hewan yang semuanya memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Seperti halnya perbedaan kuda dengan harimau, keduanya sama-sama hewan tapi memiliki teknik dan pengobatan khusus jika hewan tersebut sakit. Sehingga perlu kesabaran dan usaha untuk memperoleh gelar dokter hewan dan menjadi dokter hewan yang mampu bertugas di segala bidang dan kondisi.

Setelah mendapatkan gelar dokter hewan, anda mau kemana?. Kira-kira begitu pertanyaan yang perlu anda jawab. Apakah anda akan mencari pekerjaan di kota besar dan menetap di kota besar atau kembali ke daerah asal anda untuk membuka lapangan kerja sendiri. Butuh komitmen dan keteguhan hati, jika anda bekerja di kota besar adalah sebuah tantangan tersendiri namun tujuannya sama yaitu untuk meningkatkan kesehatan manusia melalui kesehatan hewan. Adalah sebuah tantangan yang lebih besar lagi jika anda berniat kembali ke daerah asal anda untuk mengembangkan sektor peternakan. Butuh pengorbanan, keteguhan hati, mental baja untuk mewujudkan mimpi swasembada daging dan susu di negara kita. Dari pengalaman seorang dokter hewan yang telah berhasil mengembangkan sektor peternakan di daerahnya, banyak warga setempat yang mengatakan " buat apa berlama-lama sekolah jauh-jauh ke kota kalau ujung-ujung kembali ke desa dan beternak". Namun dengan tekat dan usaha tanpa pantang mundur, beliau mampu membangkitkan perekonomian warga daerahnya dengan ilmu dan tekad yang dimilikinya.

Bagi saya, apakah menjadi dokter hewan bergelimang harta atau bergelimang pahala? jawabannya adalah bergelimang harta iya, bergelimang pahala juga iya. Karena buat apa sekolah lama-lama kalau tidak bisa menjadi orang yang berhasil dan mampu membantu orang lain disekitarnya.

Semoga dengan tulisan saya di atas, para pembaca yang masih bingung kelak akan menjadi apa dapat membantu memantapkan pilihan saudara untuk menjadi dokter hewan.
VIVA VETERINER!!!!

Manusia Vs Satwa atau Manusia Vs Alam ?

    Sejak dulu bangsa Indonesia sudah dikenal dengan negara kepulauan terbesar di dunia, negara yang memiliki biodiversity terbesar kedua setelah Brazil. Semua itu merupakan anugerah dari Sang Pencipta bagi seluruh rakyat Indonesia. Sesuatu yang berharga jika tidak dijaga dengan baik sudah tentu akan rusak dan mungkin dapat membawa petaka. Kita sebagai penghuni dunia ini hanya bisa menebak tanpa bisa mengetahui secara pasti kapan akan terjadi petaka yang dapat berupa bencana alam. 

    Bumi pertiwi Indonesia seakan sudah lelah dengan perilaku penghuninya, manusia yang menginjakkan kakinya seakan tidak pernah berhenti untuk merusak alam. Tidak tahu sampai kapan bumi ini mampu menampung dosa-dosa yang telah dibuat. Exploitasi sumber daya alam secara besar-besaran telah merambah ke setiap penjuru hutan di Indonesia. Setiap tahun populasi manusia semakin bertambah, hal ini pula yang menjadi faktor mengapa sering terjadi konflik antara satwa dengan manusia dan bencana alam yang terjadi di penjuru negara.

     Sering sekali kita melihat di media cetak atau di media elektronik satwa menyerang warga. Seperti gajah menyerang perkampungan, harimau menyerang petani. Tidak sedikit jumlah korban jiwa dari pihak manusia ataupun satwa yang meregang nyawa akibat konflik ini. Jumlah Populasi manusia yang berkembang memang sulit di bendung di Indonesia, sehingga bagi mereka yang tinggal di pinggir hutan akan selalu masuk ke bagian terdalam hutan untuk menyambung hidup. Hal ini semakin memungkinkan konflik terjadi, karena setiap satwa memiliki perilaku home range atau wilayah yang selalu dilewati oleh satwa. Seperti satwa gajah yang memiliki home range yang sangat luas akan melewati jalan yang sama setiap tahunnya. Ketika kelompok gajah yang dapat terdiri dari 5-15 gajah melewati jalan yang sama untuk mencari makan, mereka menemukan lahan pertanian dan perkampungan warga. Sudah dapat dipastikan warga akan mempertahankan kebun dan rumahnya, begitu juga kelompok gajah yang menganggap wilayah tersebut merupakan wilayah mereka.

   Disinilah diperlukan adanya peran pemerintah sebagai penengah permasalahan pelik yang kurang diperhatikan pemerintah pusat yang hanya sibuk dengan masalah impor daging. Peran pemerintah sangat penting untuk menyelamatkan kedua belah pihak agar tidak jatuh korban jiwa. Kita tidak bisa memandang masalah ini sebelah mata, tidak ada yang harus dirugikan ataupun diuntungkan dalam konflik ini. Manusia dan satwa merupakan ciptaan Tuhan YME yang keberadaannya sama-sama penting di bumi ini. Manusia yang memiliki akal dan pikiran seharusnya bisa melihat jauh kedepan bagaimana mengatasi masalah ini dengan cara mencegah terjadinya konflik. Tentu diharapkan adanya bantuan dari para ahli yang bisa memberikan pendidikan dan penjelasan kepada warga yang hidup dan tinggal di daerah pinggir hutan untuk tetap menjaga kestabilan alam.

    Sebenarnya sudah ada Undang-undang ataupun Perda yang mengatur tentang ketertiban mengelola hutan. Namun faktor keterbatasan personil dilapangan dalam hal ini polisi hutan dan ranger yang sangat terbatas, sangat tidak mungkin dapat menghindari setiap konflik yang terjadi. Permasalah ditingkat yang lebih tinggipun dapat terjadi, mungkin anda pernah mendengar Taman Nasional Batang Gadis yang berada di Kabupaten Mandailing Natal yang digugat oleh perusahaan internasional untuk mejadi hutan produksi agar dapat dieksploitasi. Siapa yang tidak sedih mendengar kabar tersebut, terkadang orang yang berpendidikan tinggi tidak diimbangi dengan hati nurani dan kebijaksanaan yang tinggi pula.

    Tidak akan ada habisnya jika kita selalu melihat kebelakang, kesalahan demi kesalahan yang telah diperbuat oleh pendahulu kita. Sekarang adalah saatnya kita kembali membangun bumi pertiwi kita kembali, mari kita bangkit dan sadar akan betapa pentingnya menjaga kelestarian alam. Bukan hanya untuk anak cucu kita saja, tetapi untuk kita sendiri yang hidup di dunia ini sekarang juga.

Friday, October 25, 2013

Indonesia JAYA

Arena pacuan kuda Siborongborong terletak di Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. Arena Pacuan kuda ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dulu, sehingga ukurannya cukup besar sehingga tidak heran jika di tengah-tengahnya mampu menampung 2 lapangan sepak bola. Acara wajib tahunan yang diadakan di Arena Pacuan Kuda Siborongborong ini adalah Pacuan kuda tradisional dan nasional serta kompetisi motorcross. Acara tahunan yang diadakan untuk menyambut dan memeriahkan HUT RI ini berlangsung selama 2 hari, yaitu tanggal 16-17 Agustus.

Adapun para peserta yang mengikuti acara ini berasal dari dalam dan luar Provinsi Sumatera Utara untuk Pacuan Kuda, dan para rider motorcross kebanyakan berasal dari Provinsi Sumatera Utara dan beberapa kali mengundang rider motorcross nasional sebagai tamu.

Acara yang berlangsung selama 2 hari ini mampu menyulap arena pacuan kuda yang biasanya sepi menjadi lautan keramaian para penonton, warung-warung dan tempat-tempat peristirahatan mengisi hampir setiap sudut arena pacuan kuda yang telah disediakan oleh panitita. Banyak pengunjung yang berdatangan dari berbagai daerah seperti pengunjun dari Kabupaten Tapanuli Utara sendiri, Tobasa, Toba Samosir dan Humbang Hasundutan 

Tanggal 16 agusutus merupakan hari pertama kompetisi, tidak banyak pengunjung yang datang namun memberikan keuntungan tersendiri bagi saya untuk mengambil gambar. Berikut  foto yang saya dapatkan ketika mengikuti acara ini.


starting grid (kuda dilepas)
Adakah hal yang sedikit aneh menurut anda ? 
Barangkali diantara pembaca pernah mengikuti acara pertandingan pacuan kuda tingkat nasional ataupun internasional melihat hal yang aneh pada foto tersebut. Benar sekali, banyak penonton yang berada di jalur lintasan kuda. Hal ini sangat mengkhawatirkan, karena menyangkut keselamatan para pengunjung dan juga kuda beserta joki. Walaupun pacuan kuda tradisional, "KESELAMATAN"  pengunjung beserta kuda dan joki adalah yang utama. Seharusnya disediakan tempat dan petugas keamanan yang seimbang dengan pengunjung. Tidak jarang terjadi kecelakaan yang melibatkan kuda dengan penonton dan motorcross dengan pengunjug. 


Kompetisi memperebutkan peringkat 1
Diluar kekurangan tersebut, perlu diberikan acungan jempol bagi panitia acara. Karena acara tahunan ini selalu diadakan dan selalu ramai pengunjung. Jika anda memperhatikan foto yang saya ambil di atas, anda dapat melihat perbedaan kelas antara pertandingan tradisional dengan nasional. Tetapi kedua kelas pertandingan tersebut sama-sama menarik untuk disaksikan dan tentunya sangat menegangkan bagi pengunjung yang bertaruh. Pada saat mengambil gambar, ada seekor kuda yang sulit di kontrol saat dilintasan dan berada tepat didepan saya. Tentu saja langsung membuat saya dan pengunjung di dekat saya sontak berlarian, tetapi saya berhasil mengambil gambar kuda tersebut.

Joki dengan kuda yang sulit untuk di-handle
Tidak jarang pula kuda yang berlari bersama joki saat start dan berlari sendiri tanpa joki saat kembali di finish.
Kuda berlari tanpa "joki"
Hal yang paling unik dalam pertandingan ini adalah hadiah bagi pemenang. Pemenang pacuan kuda dari kelas tradisional berhak membawa pulang trofi beserta seekor Babi yang di sponsori oleh BPTU Babi dan Kerbau Siborongborong dan sejumlah uang. Barang kali pembaca pasti bertanya-tanya kenapa hadiahnya babi, hewan berwarna pink ini adalah komuditi peternakan yang diunggulkan di daerah Tapanuli Utara. Jadi jangan heran jika berkunjung ke Tapanuli Utara anda akan menemukan banyak peternakan babi.

Penyerahan hadiah kepada sang juara kelas tradisional

Diantara beberapa kuda, berikut adalah foto kuda yang saya jagokan untuk menang melihat postur tubuh, cara berlajalan dan cara berlari.
selesai balapan dengan kuda lain
Selain Pacuan kuda, anda juga akan menemukan kompetisi motorcross. Ternyata para pengunjung yang hadir lebih tertarik untuk menyaksikan acara motorcross dibanding pacuan kuda. Hal ini terbukti ketika 2 tahun berturut-turut pengunjung sepi ketika tidak diadakannya balapan motorcross.Tetapi Tahun 2013, para pengunjung kembali memadati arena balapan pacuan kuda Siborongborong.

kelas pemula (anak-anak)

Sama halnya dengan arena pacuan kuda, arena motorcros ini kurang safety. Anda dapat melihat bagaimana begitu dekatnya para penonton dengan rider. Saya rasa hal tersebut dapat mempengaruhi konsentrasi para rider sehingga tidak optimal menggeber motornya. Hal tersebut juga mengakibatkan rejadinya kecelakaan yang melibatkan penonton dengan motor. Sebenarnya sudah di sediakan garis sebagai pembatas dan juga petugas keamanan khusus di arena motorcros, namun usaha pencegahan tersebut sepertinya masih kurang. Perlu kesadaran bagi para pengunjung terutama para orang tua agar tidak mengizinkan anaknya yang masih perlu pengawasan orang tua untuk berada terlalu dekat dengan jalur lintasan.









Foto diatas adalah foto-foto yang berhasil saya abadikan ketika mengikuti kejuaraan pacuan kuda dan motorcross untuk memeriahkan HUT RI ke-68 di Arena Pacuan Kuda Siborongborong. Semoga tahun depan acara ini masih berlangsung dan dapat memberikan hiburan yang berharga bagi kita semua. Tentunya semakin mengingatkan kita betapa pentingnya memeriahkan HUT RI untuk mengajarkan rasa nasionalisme ke anak cucu kita.
Selamat Ulang Tahun Indonesiaku!!!

Panjat Pinang

Artikel sebelumnya menganggkat cerita tentang kemeriahan HUT RI ke-68 di Kabupaten Tapanuli Utara, Acara memeriahkan HUT RI di Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara juga tidak kalah jauh menarik. Kabupaten Tapanuli Utara dengan Kabupaten Langkat merupakan dua kabupaten yang memiliki kebudayaan yang berbeda. Kebudayaan tersebut terlihat dengan mayoritas suku yang berdomisili di kedua kabupaten tersebut. Kabupaten Tapanuli Utara merupakan Tanah Batak dan tentunya dimisili oleh suku batak, sedangkan mayoritas suku yang berada di Kabupaten Langkat adalah suku Melayu dan Jawa. Jarak antara kedua kabupaten inipun terbilang cukup jauh yaitu 8,5 jam ditempuh dengan waktu normal. Namun perjalanan dari Kabupaten Tapanuli Utara menuju Kabupaten Langkat ini sangat mengagumkan karena kita akan melewati danau Toba.



Berhubung waktunya kunjungan saya hanya sebentar, maka saya hanya mengikuti satu acara yang diadakan di Kecamatan Hinai Desa Muka Paya. Acara yang diadakan disini tidak kalah menarik, antusiasme warga yang menyaksikan dan mengikuti acara ini perlu diacungi jempol. Acara yang dilakukan dengan menggunakan uang hasil sumbangan warga sekitar ini mampu menciptakan acara yang sangat menarik.

Acaranya sederhana, namun terpancar suasana keakraban diantara pengunjung. Expresi serius, canda, tawa terpancar dari para peserta perlombaan panjat pinang yang dilakukan oleh anak-anak. Senang sekali rasanya bisa berada ditengah-tengah kegembiraan memeriahkan HUT RI ini. Menyaksikan tingakah laku anak kecil yang memang masih polos memberikan warna tersendiri pada perlombaan ini.


Expresi keceriaan peserta "Panjat pinang"


Selain tingkah laku lucu dari peserta lomba, kita juga pasti tertawa melihat expresi wajah penonton yang tidak disadari sedang menyaksikan acara ini.

Selain perlombaan yang melibatkan anak-anak, dalam acara ini juga melibatkan peserta dari kaum bapak-bapak. Terlihat bapak-bapak dan pria dewasa sedang sibuk menggunakan sarung untuk mengikuti pertandingan sepak bola.
Kehebohan kaum pria saat bermain sepak bola

Akhirnya dalam rangkaian acara ini, saya mengabadikan satu foto seorang anak yang berhasil mencapai puncak tertinggi dalam perlombaan "Panjat pinang". Setelah berulang kali terjatuh, berulang kali pula anak tersebut bangkit untuk mencapai puncak tertinggi sebagai kerjasama tim. Jika dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tekun, dan yakin bahwa ada sesuatu yang berharga jika kita melakukannya dengan benar maka akan mendapatkan sesuatu yang berharga.
Semoga dengan mengikuti acara tersebut, para peserta yang kebanyakan adalah anak-anak SD dan SMP dapat membangkitkan rasa nasionalisme mereka dan memetik sebuah arti memupuk kerja sama sejak dini.


Selamat Ulang Tahun Indonesiaku!!

Kemeriahan HUT RI ke-68

Banyak cerita yang kita dapatkan saat memeriahkan Dirgahayu RI setiap tahun. Cerita tersebut saya rangkum dalam artikel ini. Artikel ini menganggkat berbagai acara yang dilakukan oleh warga yang berada di Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Langkat di Provinsi Sumatera Utara. Tempat yang biasanya sangat sepi berubah menjadi sebuah tempat arena bermain bagi anak-anak dan juga orang dewasa. Gelagak tawa, kecerian, sedih, serius terpancar dari rautan wajah semua orang yang menjadi satu untuk memeriahkan Digahayu Republik Indonesia.
Sejak H-2 memperingati HUT RI ke-68, banyak persiapan ataupun acara yang sudah dilaksankan. Terlihat dari kesibukan warga Kecamatan Siborongborong Kab Tapanuli Utara yang mengantarkan putri mereka ke salon terdekat sejak pagi hari. Tujuannya adalah untuk mengikuti acara kompetisi "drumband" yang diadakan oleh PemKab Tapanuli Utara. Pesertanya adalah pelajar mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai pelajar tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).
Agnes Tampubolon
Pelajar Sekolah Dasar saat akan berangkat mengikuti kompetisi drumband
Kompetisi drumband ini dilaksanakan di kota Tarurung, disana setiap drumband dari masing-masing sekolah yang berasal dari 15 kecamatan akan berkumpul untuk menunjukkan hasil latihan mereka. Tanpa mengurangi rasa kemeriahan HUT RI, terlihat wajah-wajah yang serius untuk mendapatkan gelar juara pada kompetisi ini.
 Expresi serius seorang anak SD saat mengikuti ketukan drumband

Acara ini dibuka dan diresmikan oleh Bupati Tapanuli Utara Torang Lumbantobing, setiap kelompok drumband dilepas satu persatu dan berkumpul di satu lapangan sepak bola. Terlihat antusiasme warga sekitar yang begitu riuh menyaksikan atraksi pelajar dari seluruh kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara. Suara drumband yang dikeluarkan dari alat musik yang dimainkan setiap pelajar ini hampir mengisi setiap penjuru kota Tarutung, bisa dibayangkan hampir 500 alat musik yang dimainkan secara bersamaan.
Salah satu kelompok drumband anak SD

Kompetisi ini diikuti juga oleh pelajar SD dan Tk, maka tidak heran di sebelah iring-iringan drumband pelajar SD dan TK diikuti oleh para orangtua yang khawatir akan kondisi anak mereka. Cukup melelahkan memang untuk pelajar seusia mereka berjalan sambil memainkan alat musik drumband sepanjang kurang lebih 1 Km. Namun berkat dukungan orang tua dan semangat untuk memeriahkan HUT RI ke -68 mereka rela mengusap keringat mereka sendiri.

 
Titik berkumpul peserta drumband

Selain acara drumband, kemeriahan HUT RI ke-68 juga di meriahkan oleh lomba tari tradisional tortor batak yang diadakan di Kecamatan Siborongborong. Pesertanya berasal dari pelajar tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMA). Acara ini sangat bagus sekali untuk diiukti oleh setiap pelajar khususnya orang "Batak" yang diterpa dengan budaya K-Pop Korea selatan sehingga remaja Indonesia mengenal budayanya sendiri. Namun ada keunikan tersendiri pada acara ini, dimana ada seorang remaja yang bukan asli suku "Batak" namun terlihat lihai sekali dalam tarian Tortor batak.

Novia Triharna
Pelajar SMA N 1 Siborongborong bersama Ayah

Dengan Suku campuran Jawa dan Melayu, gadis bergigi gingsul bersama teman-temannya ini mampu merebut juara 1 dalam perlombaan tari Tradisional Batak. Semoga dengan diadakannya acara ini, mampu meningkatkan rasa kecintaan generasi muda kita untuk semakin mengembangkan dan melestarikan budaya kita sendiri yang sudah terbangun sejak dulu.